PWM Sumatera Utara - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Sumatera Utara
.: Home > Naskah Pengajian

Homepage

Komitmen Dalam ber – Muhammadiyah


Oleh : Prof.Dr.H.Asmuni, MA

Pendahuluan

Sebagaimana diketahui bahwa K.H.Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah di latar belakangi oleh kondisi obyektif yang sangat memprihatinkan karena kontradiktif dengan islam. Sebelum berdirinya Muhammadiyah banyak masyarakat yang beragama islam, akan tetapi masih mengamalkan ajaran neneng moyang yang tidak sesuai dengan ajaran dasar islam. Mereka tetap masih melakukan saji sajian terhadap arwah para leluhur, agar mereka tidak terganggu dan dapat memperoleh keselamatan. Keyakinan terhadap para dewa seperti yang ada pada agama hindu dan budha masih mereka yakini. Hal ini dapat dilihat dari adanya keyakinan terhadap dewa sri yang di yakini sebagai desa yang melindungi tanaman padi. Atas dasar ini, maka para anggota masyarakat melakukan ritual dengan menyebut nama dewi sri sewaktu mau panen padi. Pada malam jum’at kliwon masyarakat masih melaksanakan pembakaran kemenyan untuk melakukan  persembahan kepada arwah leluhur. Kuburan orang orang sakti dijadikan tempat meminta bantuan untuk mendapatkan berbagai keinginan mereka.

Dari aspek lainya, banyak masyarakat islam yang tidak mau melaksanakan berbagai kewajiban agama. Dapat dikatakan islam di amalkan dalam tiga aspek saja yaitu waktu khitan, nikah dan kematian selainya hamper lenyap di telan masa. Pelaksanaan ibadah anggota masyarakat juga banyak yang menyimpang dari ajaran islam yang benar seperti arah kiblat yang tidak benar dan lain lain. Masyarakat miskin tidak ada yang memperhatikan, anak anak usia sekolah tidak dapat mngenyam pendidikan karena yang dapat sekolah disarana pendidikan belanda hanyalah anak anak ningrat atau keturunan darah biru.

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) pada bulan dzulhijjah ( 8 dzulhijjah1330 H) atau November ( 18 november 1912 M) di kota santri kauman Yogyakarta. Kata “Muhammadiyah” secara bahasa berarti “ pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata “Muhammadiyah” di maksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad . penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad Saw, yaitu islam. Tegasnya, pengikut Muhammadiyah harus memahami dan melaksanakan agama islam sebagaimana yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. K.H.Ahmad Dahlan mengatakan bahwa ber- Muhammadiyah itu maknanya adalah ber Islam. Artinya, hidup kita sepanjang masa harus menurut kemauan islam, bukan kemauan adat, atau tradisi nenek moyang.

Secara factual warga Muhammadiyah berasal dari berbagai etnis, budaya dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena Muhammadiyah adalah salah satu organisasi islam yang bersifat terbuka tidak tertutup (inklusif). Motivasinya, juga beragam antara lain ada yang di dorong oleh keingintahuan tentang faham Agama dalam Muhammadiyah lalu bersedia mengemban misi Dakwah Muhammadiyah. Sebagaian orang masuk Muhammadiyah karena ingin mendapat kesempatan jabatan seperti Anggota Dewan, atau Gubernur, Bupati, Wali Kota dan lain lain. Ada juga motivasinya karena ingin menjadi Rektor di PTM atau jabatan tertentu di Amal usaha Muhammadiyah.mungkin juga karena ingin dapat gadis anak orang muhammadiyah lalu masuk Muhammadiyah. Seseorang mau masuk majelis atau Lembaga PWM Sumatera Utara ada yang motivasinya yang baik yaitu dengan tulus dan ikhlas ingin beribadah lewat majelis atau lembaga. Akan tetapi juga ada mungkin yang motivasinya ingin supaya memenuhi persyaratan periode 2015 – 2020 dapat mencalon menjadi pemimpin wilayah muhammadiyah.

Persoalan motivasi awal sesungguhnya tidak harus menjadi pembahan tersendiri. Aspek yang sangat fundamental dalam suatu organisasi adalah maslah komitmen. Dalam makalah singkat ini akan di kemukakan paparan tentang komitmen. Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Komitmen dalam ber – Muhammadiyah

Menurut Armstrong, komitmen mempunyai 3 (tiga) perilaku terkait dengan perusahaan tempat seseorang bekerja:

1.      Kepercayaan artinya seseorang melakukan penerimaan bahwa organisasi tempat bekerja atau tujuan tujuan organisasi di dalamnya merupakan seuah nilai yang di yakini kebenaranya.

2.      Keinginan untuk bekerja atau perusahaan di dalam organisasi sebagai kontrak hidupnya. Pada konteks ini orang akan member waktu, kesempatan dan kegiatan pribadinya untuk bekerja di organisasi atau di korbankan ke organisasi tanpa mengharapkan imbalan personal.

3.      Keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi

 

Dengan demikian, pengertian komitmen tidak hanya sekedar menjadi anggota saja, tetapi adalah bersedia untuk bekerja demi kepentingan organisasi, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Jika di kaitkan dengan komitmen dalam ber Muhammadiyah, maka setiap warga Muhammadiyah wajib mempercayai maksud dan tujuan Muhammadiyah itu sebagai nilai luhur yang mengandung kebenaran transcendental. Selanjutnya, keinginan untuk bekerja atau berusaha dalam Muhammadiyah harus di pandang sebagai kontrak hidup. Tegasnya, setiap warga Muhammadiyah harus dapat memberikan waktu, kesempatan dan kegiatan pribadinya untuk berkerja tanpa mengharapkan imbalan personal. Aspek yang juga sangat fundamental adalah harus ada keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari persyerikatan Muhammadiyah. Hal ini bukan karena takut kehilangan kesempatan kerja, bukan karena kedudukan, prestise atau faktor lainya, tetapi karena di landasi dengan niat ikhlas beribadah kepada Allah.

 

Cara membentuk komitmen

Dalam rangka mewujudkan komitmen dalam ber – Muhammadiyah paling tidak ada 3 (tiga) aspek penting yaitu :

1.      Menciptakan rasa kepemilikan terhadap persyaikatan Muhammadiyah. Untuk menciptakan kondisi ini seorang Pemimpin dalam Muhammadiyah harus mampu menanamkan kepercayaan kepada orang lain bahwa orang masuk dalam Muhammadiyah ada manfaatnya. Paling tidak orang merasa nyaman dan terlindungi dalam Muhammadiyah. Salah satu faktor penting dalam menciptakan rasa kepemilikan ini adalah menumbuh perasaan memiliki seluruh anggota Muhammadiyah

2.      Menciptakan semangat dalam berkerja dengan cara melandasi segala aktivitas dalam Muhammadiyah adalah ibadah kepada Allah dengan penuh ke ikhlasan. Harus di yakini bahwa dalam melakukan aktivitas berbagai majelis dan lembaga tidak boleh mengharapkan pujian atau ucapan terimakasih dari orang lain. seperti yang di ingatkan oleh Sayyidina Ali bahwa orang yang benar benar ikhlas adalah orang yang did alam hatinya tidak terbetik untuk mengharapkan ucapan terima kasih dari orang lain. hal ini di sebabkan karena pada waktu seseorang melakukan pekerjaan hakekatnya dia sedang berinteraksi social dengan Allah

3.      Menerapkan open management dan penegasan ideologis

a.       Penerapan manajemen terbuka dapat memberikan kepercayaan kepada setiap anggota organisasi. Para pendiri Muhammadiyah sudah menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang berlandaskan kepada al-quran dan hadis dengan tujuan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar benarnya. Dengan kata lain, Muhammadiyah adalah organisasi islam yang mempunyai keyakinan ideologis meliputi :

1.      Pandangan Hidup

2.      Tujuan hidup

3.      Ajaran dan cara yang digunakan untuk mencapai pandangan dan tujuan hidup

 

Berkaitan dengan hal diatas, para Pimpinan Muhammadiyah harus dapat menjelaskan sebagai ketentuan yang menganndung aspek ideologis. Misalnya Muqaddimah anggaran dasar, masalah lima kepribadiyan Muhammadiyah, matan keyakinan dan cita cita hidup Muhammadiyah dan pedoman hidup islami warga Muhammadiyah. Ada enam pokok pikiran yang bersifat ideologis dalam Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah yaitu :

1.      Hidup manusia haruslah berdasarkan tauhid, beribadah dan taat hanya ke pada Allah

2.      Hidup manusia itu bermasyarakat

3.      Hanya hukum Allah yang sebenar benarnyalah yang dapat membentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat

4.      Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah, berbuat ihsan dan islah kepada manusi

5.      Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam untuk mewujudkan masyarakat islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengn mengikuti jejak perjuangan para nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad Saw.

6.      Perjuangan dalam mewujudkan pokok pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik baiknya





// yus


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website