PW AISYIYAH SUMUT GELAR KAJIAN METODA PENETAPAN AWAL RAMADAN JILID DUA
Dibaca: 2027
Medan, 31 Juli 2012 – Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara menggelar Kajian metoda penetapan awal Ramadan, jilid 2, Sabtu (28/7) kemarin. Kegiatan yang sama ( jilid-1 ) sukses digelar PW Muhammadiyah Majelis Tarjih dan Tajdid di Kampus UMSU sebelum Ramdahan lalu. Digelarnya kajian yang sama ( jilid 2) karena warga Aisyiyah Sumut yang tidak mengikuti seminar dimaksud ingin mendapatkan materi yang sama.
Wakil ketua PW Aisyiyah Sumut Salmi Abbas ( yang juga anggota Majelis Tarjih dan Tadjid PWM Sumut) membuka pengajian khusus ini. Hadir pimpinan Aisyiyah Sumut, Pimpinan PDA Medan, PDA Binjai dan PDA Deli Serdang. Kegiatan ini dinilai sukses karena hadir sekitar 100 warga Aisyiyah.
"Metode Penetapan awal Ramadhan dan awal bulan Qamariah" menjadi tema yang menarik karena kebijakan penetapan awal Ramadhan yang berbeda antara Muhammadiyah di satu pihak dengan pemerintah dipihak lain. Bagi warga Muhammadiyah, latarbelakang dengan penyertaan dalil yang kuat diperlukan untuk dipahami karena sebagai warga persyarikatan akan selalu mendapatkan pertanyaan. “ Sebaiknya, kita paham kenapa Muhammadiyah menetapkan Ramadhan dengan metoda Hisab lalu kenapa pula pemerintah menetapkannya dengan metoda Rukyah,” ujar inen Yaumil, anggota Aisyiyah Bandar Selamat yang hadir pada kajian itu.
Pada kajian jilid – 2 ini materi disampaikan oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah Sumut Prof Dr H Nawir Yuslem MA. Beberapa pertanyaan disampaikan peserta kepada Ketua PW Muhammadiyah.
SEMINAR
Sebelumnya, Seminar dengan tema yang sama berlangsung di Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Pada acara ini hadir beberapa ahli di bidang ilmu falak, yakni Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar MA, PB Al Washliyah Drs H Arso MA, dan Lajnah Falakiyah PW NU Sumut Drs Khairul Zein MA.
"Acara ini digelar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan penetapan awal Ramadhan 1433 H ini memiliki potensi berbeda, ada yang memulai puasa Ramadhan pada 20 Juli, namun ada yang mengawali pada 21 Juli mendatang," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdidi PW Muhammdiyah Sumut, Prof Dr H Nawir Yuslem MA
Diharapkan dengan seminar ini maka dapat dicarikan titiktemu metode penetapan awal Ramadhan akan kemudian hari dapat tercapainya kesepahaman dan saling menghargai perbedaan. *** shd-mpisu
Tags:
Arsip Berita