PWM Sumatera Utara - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Sumatera Utara
.: Home > Berita > Gerakan Berjama’ah Anti Korupsi, Haedar Nashir: Mulailah dari Menghindari yang Subhat

Homepage

Gerakan Berjama’ah Anti Korupsi, Haedar Nashir: Mulailah dari Menghindari yang Subhat

Senin, 01-02-2016
Dibaca: 1741

Medan - Gerakan berjama’ah melawan korupsi harus dimulai dari kesadaran untuk menghindari hal-hal yang subhat (abu-abu), yang kemudian berpotensi menyeret seseorang untuk melakukan tindak pidana korupsi. Demikian tausyiah dan pencerahan yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi mengatakan dalam acara “Madrasah Anti Korupsi (MAK) Pemuda Muhammadiyah Road to Sumatera” yang diadakan di kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan Kapten Muchtar Basri Medan, Sabtu (30/1/2016).

 

“Sebenarnya, yang dilarang itu kita melakukan sesuatu yang ‘haram’, namun dalam rangka bertekat untuk sungguh-sungguh melawan korupsi yang nota-bene sebuah prilaku yang diharamkan agama, maka tidak salah kita memulainya dengan berupaya sedini dan sedapat mungkin menghindari hal-hal yang subhat atau abu-abu,” ujar Haedar di hadapan puluhan kader Pemuda Muhammadiyah Sumut.

 

Pada kesempatan itu, Haedar juga mengapresiasi dan mendukung program MAK yang digagas PP Pemuda Muhammadiyah tersebut. “Madrasah ini (MAK-red) adalah sebuah gerakan nilai yang kita harapkan kelak bisa membangun dan mendorong tumbuhnya budaya baru yang membumi, yakni budaya anti korupsi di republik ini,” tegasnya.

 

Dahnil Anzar Simanjuntak

 

Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi dan Program Madrasah Anti Korupsi (MAK) adalah sebuah gerak masa depan yang memiliki banyak tantangan. “Jadi, memulai gerakan ini tentunya tidak mudah dan pasti banyak mendapat cibiran. Dan jujur saya katakan, bahwa selama ini cibiran yang paling tinggi untuk Madrasah Anti Korupsi itu justru datang dari Sumut,” ujar Danil dalam rangkaian acara MAK Road to Sumatera di Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan Kapt. Muchtar Basri Medan, Sabtu (30/1/2016).

 

Namun, kata Dahnil, hal itu tentunya tak perlu terlalu ditanggapi serius, karena itu sudah menjadi konsekuensi dari perjuangan. “Yang jelas, gerakan ini adalah perjuangan yang tak mudah. Disaat seorang kader Pemuda Muhammadiyah sudah komit memakai kaos MAK yang bertuliskan ‘Berjama’ah Lawan Korupsi’, maka sesungguhnya itu sudah menjadi beban yang luar biasa berat, artinya sama saja ia telah memenjarakan dirinya untuk selalu konsisten melawan korupsi dan tidak melakukan tindakan korupsi,” tegas Dahnil di hadapan puluhan kader Pemuda Muhammadiyah Sumut yang mengikuti acara tersebut.

 

Dahnil juga menjelaskan, bahwa Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi dan program Madrasah Anti Korupsi merupakan perwujudan dari ijtihad Pemuda Muhammadiyah dalam menafsirkan spirit ‘Teologi Alma’un” yang selama ini menjadi elan gerakan Muhammadiyah. “Gerakan ini adalah tafsir baru kita terhadap teologi Alma’un, dimana hari ini salah satu penyebab kemiskinan dan kebodohan yang melilit mayaoritas rakyat Indonesia dan ummat Islam dikarenakan korupsi,” ujarnya.

Jadi, lanjut Dahnil, gerakan ini adalah momentum bagi Pemuda Muhammadiyah untuk memberikan kontribusi bagi kemaslahatan bangsa ini, yakni salahsatunya dengan menggelorakan Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi yang dimulai dari diri sendiri.”Ibda’ bi nafsih,” pungkasanya. |SHD/Maestro Sihaloho/MPI-SU|


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website