PWM Sumatera Utara - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Sumatera Utara
.: Home > Naskah Pengajian

Homepage

REVITALISASI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH


Oleh : Drs. H.M. Yamin  Lubis

1.       Firman Allah Swt. Dalam AL-qur’an :


3:104
 

“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia” (Q.S. Ali Imran :104).

Dalam rangka mengamalkan ayat tersebutlah kita berkumpul dalam persyarikatan muhammadiyah, yang merupakan satu organisasi, yang intinya:

-          Mengajak kepada keislaman

-          Menyuruh kepada kebaikan

-          Mencegah dari pada keburukan

Dan apabila hal ini dapat kita laksanakan dengan baik, kita tergolong kedalam golongan yang beruntung dan berbahagia ( menurut ukuran dan ketentuan Allah Swt)

2.    Dalam perkembangan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar,  senantiasa dipengaruhi dan ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor exsternal. Faktor internal adalah : hal hal yang berkaitan dengan di dalam persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri, seperti tenaga tenaga penggerak / pengurus / pemimpinya, pengaturan kegiatan atau usaha manajemenya, penjabaran pedoman dan program kegiatan, aktifitas riil (action) dari gerakan itu yang berbentuk organisasi, sarana dan prasarana, kerjasama dan kekompakkanya, serta yang lainya. Faktor exsternal ialah hal hal yang berada di luar, yang melingkungi Muhammadiyah itu, berupa masyarakat luas dengan berbagai macam bentuk dan coraknya, yang senantiasa berinteraksi dengan gerakan Muhammadiyah itu.

3.    Dari masa ke masa, dari satu muktamar ke muktamar berikutnya, bila mengadakan pengkajian tentang perkembangan Muhammadiyah tidak bisa terlepas dari kedua faktor yang telah disebutkan diatas, yaitu masalah internal dan exsternal Muhammadiyah itu. Dari hasil pengamatan maupun pengkajian, ada kalanya jalanya persyarikatan Muhammadiyah itu terlalu rutinitas, kurang memperhatikan, kurang merespons faktor faktor exsternal yang berkembang yang berkembang di luar Muhammadiyah, yang belakangan menjadi tantangan berat bagi Muhammadiyah, yang dapat mengganggu, menghambat gerakan dakwah Muhammadiyah. Dengan tidak disadari terkadang gerakan Muhammadiyah tidak memiliki daya dinamisator, innovator atau pembaharu dan pencerah terhadap lingkungan sekitarnya, ujung tombak dakwahya tumpul. Malah sebaliknya, perkembangan lingkungan sekitar dengan mudah memasuki dan mempengaruhi kedalam muhammadiyah, terlebih lebih terbantu dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini. Dan tatkala kita mengkaji lagi keadaan Muhammadiyah itu. Terasa gaya bermuhammadiyah itu seperti kehilangan jatidirinya, kehilangan ruhnya. Cuma yang mana hilang, yang mana lemah dan kurang, perlu pengkajian bersama dan terus menerus, karena segi dan jaringan banyak. Ditambah pula pandangan dan tanggapan masing masing yang selalu tidak sama.

4.    Dalam mukhtamar Muhammadiyah ke 42 tahun 1990 di Yogyakarta mulai disinggung hal hal berkaitan dengan faktor exsternal yang kita kenal dewasa ini dengan istilah “arus globalisasi”. Dan dalam muktamar Muhammadiyah ke -44 tahun 2000 di Jakarta telah disinggung pula perlunya “Revitalisasi” dalam Muhammadiyah, dan barulah dalam muktamar ke -45 tahun 2005 di malang dan tanwir tahun 2007 di Yogyakarta di tuangkan dalam program Muhammadiyah perlunya “penguatan” atau revitalisasi itu. Revitalisasi gerakan Muhammadiyah, revitallisasi cabang dan ranting, revitalisasi fungsi pendidikan Muhammadiyah, revitalisasi bidang kesehatan dan kesejahteraan, revitalisasi fungsi tabligh Muhammadiyah, revitalisasi peranan tarjih.

5.    Sebenarnya secara sederhana istilah revitalisasi itu dapat kita samakan dengan “ penguatan”. Tetapi dalam proses pelaksananya tidaklah sederhana itu kita pahami. Perlunya kajian, perlu adanya analisa, perlu disadari bersama, perlu dituangkan dalam program, dan perlu action secara nyata. Apa saja atau bagian mana yang penting di kuatkan itu. Bagaimana carany, apa pedomanya dan bagaimana pelaksanaanya. Muktamar Muhammadiyah ke -45 di malang sudah berlalu 4 tahun,dan satu tahun lagi kita akan menghadapi muktamar ke -46 bulan juli tahun 2010 di Yogyakarta. Tentu yang menjadi pokok pertanyaan kita, sudah sejauh mana Revitalisasi itu kita laksanakan.

6.    Dalam pengkajian revitalisasi amal usaha Muhammadiyah yang menjadi salah satu pokok pengkajian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, dimaksudkan juga sebagai penghimpun masuka masukan sebagai bahan menghadapi muktamar Muhammadiyah ke -46 di Yogyakarta bulan juli 2010 yang akan dating. Dan sekaligus menyambut muktamar satu abad

7.    Dari sejarah perkembangan perkembangan pergerakan Muhammadiyah salah satu andalan kegiatanya adalah dalam bidang amal usaha b: Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, Ekonomi, Komunikasi, Percetakan, Penerbitan, Pustaka.

Dalam keputusan mukatamar Muhammadiyah ke -45 di malang yang lalu, telah di gambarkan bahwa perkembangan amal usaha secara kuwantitas ada yang cukup membanggakan, namun dari segi kwalitas masih banyak yang harus di benahi. Diantara kalimat putusan Muktamar tersebut sebagai berikut :”Harus diakui bahwa amal usaha Muhammadiyah dalam hal kwalitas mengalami dua masalah sekaligus, yaitu pertama terlambatnya pertumbuhan kwalitas di bandingkan dengan penmbahan jumlah yang spektakuler, dan kedua tidak meratanya pengembangan mutu lembaga pendidikan”. Banyak sorotan yang diarahkan pada bidang amal usaha ini, tidak berperan sebagai dinamisator dan morator, sebagaimna yang dicita citakan Muhammadiyah.

8.     Mencermati keputusan Musyeil ke 10 Muhammadiyah Sumatera Utara tahu 2005 di Pematangsiantar yang meliputi bidang bidang : Pendidikan, IP- TEK, Lit-Bang, Kesehatan, Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ekonomi, pustaka dan informasi, lingkungan hidup,seni budaya, adlah bidang bidang yang potensial alam muhammadiyah Sumatera Utara untuk mengimplementasi amal usaha Muhammadiyah, sebagai sarana dan media dakwah, membantu ummat, bentuk – bentuk perujudan pergerakan Muhammadiyah yang langsung di butuhkan dan dinikamati ummat. Namun belum semua terwujud, yang menonjol secara kwantitas bidang pendidikan, kemudian ada Panti Asuhan, Bidang kesehatan, ekonomi, pustaka, nah, dalam menghadapi semua itu, timbul pertanyaan bagaimana penilaian kita terhadap semua itu, diukur dari cita - cita dari norma- norma gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar Persyarikatan Muhammadiyah.

9.    Baik scara nasional maupun dalam skop sumatera utara, bagaimana menempatkan upaya       revitalisasi terhadap kenyataan amal usaha Muhammadiyah itu. Tentu secara umum dapat dikemukakan :

a.       Bagi yang belum terujud bentu bentuk amal usahanaya, revitalisasi di tujukan kepada kegiatan para Pimpinan yang bertangggung jawab membidanginya.

b.      Bagi yang jumlah amal usahanya masih sedikit, agar lebih di pacu pimpinanya bergerak menambahnya.

c.       Bagi bidang yang uniy amal usahanya berkembang pesat secara kwantitas, agar diimbangi pula kuwalitasnya

10.      Maka apabila kita mengkaji masalah Revitalisasi terhadap amal usaha Muhammadiyah, dapat di  tinjau dari dua segi, yaitu : segi kwantitas dan kwalitasnya.revitalisasi hal hal yang berhubungan dengan kwantitas, kuncinya terletak pada tenaga penggerak atau Pemimpinnya, bagaimana memotivasinya. Namun , yang tersorot dalam Muktamar dan Tanwir Muhammadiyah nampaknya lebih tertuju pada segi kwalitas amal usaha Muhammadiyah, agar benar benar menjadi ujung tombak gerakan amal shaleh, benar benar menjadi pembaharu baagi hari depan ummat. Merevitalisasi segi kwalitas amal usaha banyak tergantung pada :

a.       Pengertian dari kesadarn pada Pimpinannya

b.      Program yang benar benar hasil kajian dan penelitian antara prinsip prinsip  muhammadiyah dan realitas perkembngan lingkungan social dan IP-Tek

c.       Menjabarkan secara rinci segi segi kelemahan dan kekurangan kwalitas amal usaha Muhammadiyah

d.      Menjabarkan hal –hal penajaman yang tepat untuk dilakukan sesuai prinsip-prinsip ke –islaman

11.          Menindak lanjuti Putusan Muktamar Muhammadiyah ke -45 di malang tahun 2005 yang lalu, dan sekaligus menghadapi Muktamar Muhammadiyah ke -46 di Yogyakarta tahun 2010 yang akan dating, tentang Revitalisasi amal usaha, bertanyalah kita :

a.       Bagaimana meningkatkan sendi sendi pendidikan Muhammadiyah, sehingga fungsinya benar benar menjadi industry dan lubang penempaan dan pembinaan sumbr daya manusia (SDM) bagi generasi kehidupan ummat/bangsa dimasa depan.

b.      Dalam bidang kesehatab dan kesejahteraan masyarakat, ekonomi, pustaka,komunikasi yang berkaitan dengan amal usaha, untuk di sumatera utara  disamping revitalisasi bidang kwalitas, lebih ditekankanbagi revitalisasi bidang jumlah penambah dan memperbanyak unit unit amal usaha yang betul brtul di butuhkan dan menyentuh kehidupan ummat.

c.       Bagaimana memotivasi dan menkonsolidasi para pemimpin yang membidangi amal usaha agar benar benar dengan putusan muktamar dan tanwir muhammadiyah..

//YUS

 

 

 

 

|<<< 1 2 3 >>>|

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website