Abiturien Mu’allimin-Mua’limat Muhammadiyah Harus Tanamankan Jiwa Pejuang dan Kebersamaan
Dibaca: 4048
Medan, 3 September 2012 – Ketua Keluarga Besar Abiturien Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah (KABAMMMA) Yogyakarta Wilayah Sumut Ir H Erwin Afrizal mengatakan, seluruh abiturien Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah harus selalu menanamkan dalam dirinya jiwa pejuang/kaderisasi dan memupuk rasa kebersamaan. Hal itu ditegaskan dalam sambutannya dalam acara Temu-ramah/Syawalan KABAMMMA Yogyakarta Wilayah Sumut di Aula Dubai Hotel Madani Medan, Minggu (2/9).
Hadir dalam acara itu pengurus PW Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumut, PD Muhammadiyah dan Aisyiyah Medan, sejumlah abiturien di antaranya Drs Putrama Al-Khairi MAP abiturien tahun 1984 yang kini sebagai Direktur Rumah Potong Hewan (RPH) Medan dan Siti abiturien tahun 1973 serta para pengurus KABAMMMA Sumut. Acara diwarnai tausiyah disampaikan Ketua Forum Alumni Pondok Pesantren Indonesia Wilayah Sumut Al-Ustadz Muhammad Nuh MSP dan video call berupa silaturahmi dengan Keluarga Besar Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta melalui Direkturnya Muhammad Ikhwan Ahada MA serta penyampaian kesan dan pesan dari beberapa abiturien.
Menurut H Erwin Afrizal, keberadaan KABAMMMA Sumut yang dibentuk 20 Oktober 2010 sebenarnya memiliki 200 orang lebih anggota, namun baru tercover sebanyak 56 orang. Karenanya, saat ini pihaknya sedang “menjaring” seluruh abiturien dan alumni yang ada di Sumut untuk dapat bergabung dalam wadah KABAMMMA Sumut Sebab, lanjutnya, dengan berkumpulnya seluruh abiturien dan alumni Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta, maka bisa memprogram agenda yang lebih besar lagi. “Jadi, jika jiwa pejuang/kaderisasi dapat ditanamkan sejak awal serta mau mempupuk rasa kebersamaan di antara sesama abiturien dan alumni, maka apa pun yang kita lakukan akan berjalan baik dan sukses,” tegasnya.
Dia mengajak seluruh pengurus dan anggota KABAMMMA Sumut agar tetap bersemangat. Sebab, semangat merupakan modal awal untuk mencapai keberhasilan. Selain itu, mampu menjadi orang baik. “Menjadi orang penting itu baik, tetapi yang lebih penting dapat menjadi orang baik,” ujarnya. LAHIRKAN BANYAK TOKOH Sementara itu, Sekretaris KABAMMMA Sumut yang juga ketua panitia Temu-ramah/Syawalan Muhammad Lailan Arqam MPd mengatakan, Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta didirikan KH Ahmad Dahlan tahun 1920 yang juga pendiri Muhammadiyah. Untuk mengenang pendiriannya dibuat satu film berjudul “Sang Pencerah” Pada awal berdiri madrasah ini, sambungnya, bernama Kweek School (sekolah guru). Kemudian berubah menjadi Madrasah Qismul Arqam dan terakhir berubah nama menjadi Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah dalam Muktamar Muhammadiyah ke-18 di Medan beberapa tahun yang lalu. “Sejak berdiri tahun 1920 hingga 2012 sudah ada 89 angkatan dari Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta.
Sedangkan abituriennya di Sumut ada 200 orang lebih. Banyak tokoh yang dilahirkan dari madrasah ini. Di antaranya, mantan Ketua PP Muhammadiyah Dr H Syafii Ma’arif MA dan Kalimin Sunar (mantan Ketua PW Muhammadiyah Sumut dan pengurus MUI Sumut). Di samping itu, mereka yang pernah belajar di madrasah ini di antaranya orangtua Taufik Kiemas (Ketua MPR-RI) dan orangtua Dr H Amien Rais yang pada akhirnya H Amien Rais menjadi guru di madrasah ini serta salah seorang unsur Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Yunahar Ilyas dan Dr Oman Fathurrohman (pakar Ilmu Falak) yang keduanya juga sebagai guru,” jelas Kandidat Doktor Pendidikan Islam IAIN Sumut yang kini berusia 28 tahun dan diperkirakan meraih gelar Doktor pada usia 30 tahun, sehingga tercatat sebagai Doktor termuda di PW Muhammadiyah Sumut. Dia juga menjelaskan, dalam usianya yang belum mencapai 2 tahun, KABAMMMA Sumut melaksanakan berbagai kegiatan. Seperti, berqurban pada Hari Raya Idul Adha 1432 H, bakti sosial dan audiensi ke PW Muhammadiyah Sumut. *** ysrat/shd-mpisu
Tags:
Kategori:
Arsip Berita
