PWM Sumatera Utara - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Sumatera Utara
.: Home > Berita > Haedar Nashir : Muhammadiyah Harus Tetap Menjadi Organisasi Gerakan dan Perubahan

Homepage

Haedar Nashir : Muhammadiyah Harus Tetap Menjadi Organisasi Gerakan dan Perubahan

Kamis, 15-11-2012
Dibaca: 2163

Medan, 15 Nopember 2012  -- Peringatan Milad 103 Tahun Muhammadiyah di Sumatera Utara berlangsung di Hotel Madani, Medan, Kamis (15/11). Hadir pada resepsi itu Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Ketua PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, Ketua PW Muhammadiyah Sumut Prof. Dr. Asmuni MA serta Pimpinan Muhammadiyah Daerah, ortom dan amal usaha.

 

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Naser menegaskan bahwa Muhammadiyah bukan sekedar organisasi pergerakan biasa tapi pergerakan Islam yang membawa pada perubahan, pembaharuan dan semangat untk membangun ummat dan bangsa dan dunia ke-Islaman. Sebagai gerakan perubahan, Haedar Nashir memberi ilutrasi, pendiri Muhammadiyah, KHA Dahlan yang tidak lahir dalam pendidikan modern. Bahkan, awalnya Dahlan yang lulusan pondok pesantren itu tidak mengenal organisasi. Tapi, hebatnya, setelah berkontemplasi terhadap inspirasi yang berkembang dilingkungannya Dahlan mampu menjadi seorang pembaharu.

 

Berbagai perubahan yang dilakukan Dahlan dijamannya, antara lain, perubahan kiblat shalat di Kauman Joqjakarta. Yang dilakukan Dahlan menimbulkan reaksi yang sangat keras bahkan masjid yang didirikannya pun dirubuhnya. Dahlan, bertahan dan kembali membangun masjidnya. ” Baru 100 tahun kemudian orang berpikir untuk kembali meluruskan kiblat,” kata Haedar Nashir. Dahlan juga mengembangkan sistem pendidikan moderen dengan konsep madrasah diniyah. Dulu, konsep tersebut tidak lajim.

TEOLOGI AL-MAUN

Pendiri Muhammadiyah itu sangat dikenal dengan teologi Al-Maun. Konsep ini merupakan dekonstruksi tafsir. Kata Haedar, paham ayat Al-Qur’an bukan hafalnya tapi adalah tindakan yang dilakukan. Untuk itu, Al-Maun kemudian dikenal dengan istilah teologi amal. Gerakan perubahan dan amal yang dilakukan Dahlan dan Nyai Dahlan lainnya adalah rintisan gerakan perempuan untuk berdakwah. Dalan konsep kebudayaan Jawa, perempuan hanyalah peserta belakang. Kemudian Dahlan mendirikan Aisyiyah pada tahun 1917. “ Pendirian Aisyiyah merupakan satu lompatan yang sangat luar biasa saat itu.

 

Dahlan juga memikirkan pengorganisasian haji. Pada tahun 1921 ia menggagasi bagaimana urusan haji menjadi lebih mudah dilakukan. Demikian juga dengan diterbitkannya Suara Muhammadiyah, sebagai media komunikasi persyarikatan pada tahun 

1921. Saat ini, kata Haedar kita nyaris tidak tahu lagi apa yang harus kita lakukan diluar apa yang sudah dilakukan Dahlan.

 

Saat ini, Muhammadiyah telah tumbuh dan berkembang jauh ke depan. Muhammadiyah memiliki sangat banyak amal usaha. Lembaga pendidikan saja, Muhamamdiyah memiliki 170 perguruan tinggi. Organisasi mana yang memiliki amal usaha pendidikan sebanyak itu. Belum lagi, rumah sakit, Balai Kesehatan. Lantas, dengan amal usaha sebanyak itu, Muhammadiyah mau berbuat apa ?, tanya Haedar Nashir.

 

Tantangan Muhammadiyah

 
Menjelaskan posisi Muhammadiyah ditengah perubahan besar di abad modern saat ini, tentu saja merupakan tantantang 

tersendiri. Peradaban modern dengan mobilitas yang luas biasa tentu saja harus dihadapi Muhammadiyah dengan sungguh-sungguh bila tidak ingin mengulangi kesalahan Barat beberapa waktu lalu.

 

Barat saat ini memiliki perubahan yang sangat besar dalam kehidupan beragama. Ummat Kristen di Barat saat ini sudah 

 

semakin jauh dari agama. Banyak gereja yang kini berubah fungsi diantaranya masjid. Salah satunya adalah Masjid Al-Hikmat di Nethernald, Belanda, dulunya adalah sebuah gereja. Islam saat ini tumbuh di Barat. Kata Haedar Nashir, perkembangan Islam di barat sesuai survey new-forum tumbuh 2,9 persen/tahunnya sementara populasi penduduknya Cuma 2,2 persen/tahunnya. Dari sebuah survey disebutkan, 50 tahun lagi Islam akan menjadi agama utama di Barat ( Eropa )

 

Namun demikian, perubahan yang sedang terjadi di barat itu hendaknya tidak serta menjadi muslim di barat berubah seperti muslim ala Timur Tengah. Biarkanlahlah barat tetap barat tetap mereka muslim. Karena kata Haedar, Islam bukan Arab dalam artian atribut. Biarlah atribut itu menjadi sebuah alternatif dan warna yang lain.

 

Pahlawan Nasional 


Satu abad Muhammadiyah, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak warga persyarikatan mengenang apa yang sudah dilakukan KHA Dahlan. Mengutip klausul ditetapkannya KH Dahlan sebagai pahlawan Nasional, oleh pemerintah tahun 1961, ada empat klausul penting.

1. KHA Dahlan dengan Muhammadiyah telah membawa kebangunan Islam Indonesia. Dari keterjajahan menjadi merdeka.

2. KHA Dahlan telah membawa moderenisasi sosial bangsa Indonesia

3. KHA Dahlan telah membangun dan mengembangkan amal usaha yang membawa kemajuan masyarakat dan menunjukkan 

Islam sebagai agama amal.

4. KHA Dahlan berhasil menjadikan perempuan setaraf dgn lalaki dalam membangun bangsa.

 

Apa yang dilakukan Muhammadiyah utk bangsa dan negara adalah tanpa pamrih. Bantuan pemerintah Insya Allah, aman, bahkan menjadi stimulus untuk melipatgandakannya. Muhammadiyah dibangun dgn akuntabilitas sehingga transparan. Haedar Nashir mengingatkan semua pimpinan dan warga persyarikatan, untuk menjadi Muhammadiyah bermartabat. Kita boleh miskin dan tidak berharta tapi kita tetap memiliki harga diri. ***  shd-mpisu


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website