PENTINGNYA PERAN KADER DAN PERKADERAN DALAM MUHAMMADIYAH
Oleh: Drs.Satiman
Wakil Ketua MPK PWM SU
I. DASAR PEMIKIRAN
I Memasuki usia satu abad Muhammadiyah harus meningkatkan intensitas mobilisasi kader untuk menopang upaya revitalisasi gerakan.
2. Fenomena krisis kader & krisis ideologi harus dijawab dengan penguatan ideologi kader di seluruh jajaranpersyarikatan.
3. Harus dilakukan sinergi antar elemen untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
4. Adanya gejala-gejala pelemahan ruh gerakan di sebagian kalang, dan pimpinan Muhammadiyah.
5. Muncul gejala praktek-praktek TBC di sementara warga dan pimpinan Muhammadiyah.
6. Gejala sub-ordinasi yang terkadang terlalu jauh dari sementera pimpinan Muhammadiyah terhadap kebijakan pemerintah dalam,.-menentukan langkah atau kebijakan organisasi.
7. Adanya gejala penurunan semangat bermuhammadiyah.
8. Gejala pemudaran atau pelepasan misi dari gerakan
9. Era Globalisasi dan modemisasi tindak lanjut (post-modernisme)
10 Perkembangan Muhammadiyah yang sudah sangat luarbiasa, Assetnya, Anggotanya, Amal usaha
11. Banyaknya anggota Muhammadiyah yang dijadikan sasaran demi kepentingan pihak lain,baik untuk kepentingan
politik
II. KEBUTUHAN KADER MUHAMMADIYAH.
I Kader pimpinan (termasuk majelis & lembaga) dari ranting, cabang, daerah sampai pusat.
2. Kader Mubaligh .
3. Kader Aural Usaha (sekolah, rumah sakit, panti asuhan, pergunm tinggi, dsb.)
4. Kader pengelola masjid
5. Kader inti jama'ah/pembina j ama'ah
6. Kader strategic (politik, ekonomi, seni budaya, media, kokam, HW, dsb.)
7. Kader angkatan muda (pelajar, mahasiswa, pemuda/pemudi)
111. PILAR PERKADERAN MUHAMMADIYAH.
1. Aktivitas Organisasi.
2. Lembaga Pendidikan.
3. Keluarga.
4. Ortom.
IV. PROBLEMATIKA.
1. Pilar-pilar perkaderan belum mampu menopang kebutuhan kader secane -ntimal
2. Kegiatan perkaderan belum mampu membangkitkan `militansi' berorganisasi
3. Muncul gerakan/ideologi alternatif yang mampu mencuri hati warga. Muhammadiyah atau Munculnya organisasi-organisasi bare, yang lebih memberikan kemudahan sesaat, baik dari segi ideologic, kepentingan dan mobilitas social.
4. Jarak dari kelahiran Muhammadiyah dengan seluruh jejak sejarahnya, sehingga kemungkinan adanya keterputusan semangat, ids-ids dasar, arah, idealisme, cita-cita dan etos gerakan sebagaimana yang telah diletakkan K.H. Ahmad Dahlan.
5. 5. Godaan-godaan bermuhammadiyah yang sangat tinggi, yang memberi kemungkinan berbeloknya arah dan
melemahnya jiwa dan idealisme gerakan.
6. 6. Muncul fenomena lain dalam bentuk delegitimasi dan pemudaran organisasi Muhammadiyah.
7. 7. Gejala-gejala lain seperti kurang percaya diri dari sebagian kalangan aktivis atau. elite Muhammadiyah dan
kecenderungan politik/kepentingan.
V. LANGKAH STRATEGIS / REVITALISASI.
1. Revitalisasi Teologis
2. Revitalisasi Ideologic
3. Revitalisasi Pemikiran
4. Revitalisasi Organisasi
5. Revitalisasi Kepemimpinan
6. Revitalisasi Amal Usaha
7. Revitalisasi Aksi
VI. AGENDA AKSI.
1 Perlu komitmen bersama untuk mengintensifkan kegiatan kaderisasi di seluruh jenjang kepemimpinan
Muhammadiyah dengan menjadikan periods Muktamar ke-45 sebagai momentum Gerakan Kaderisasi Nasiona
2. 2. Untuk menunjang keberlangsungan Amal Usaha Muhammadiyah, MPK harus lebih berperan dalam proses
rekruitmen & pembinaan pengelolanya
3. 3. Perlu dilakukan penguatan jaringan horizontal antar Majelis, Lembaga & Ortom serta jaringan antar wilayah
untuk mengoptimalkan kegiatan kaderisasi
4. Perlu dilakukan optimalisasi struktur vertikal majelis agar pimpinan MPK di masingmasing jenjang bisa
berfungsi lebih optimal
: //yus